Entah dimana, kapan, dan siapa (pastinya) yang
memulai tradisi pembakaran kembang api dan petasan dalam perayaan
menyambut tahun baru. Yang pasti, sekarang ini, pembakaran kembang api dalam setiap pesta pergantian tahun seolah sudah menjadi “ritual” wajib.
Sejak seminggu menjelang tanggal 31 Desember, di tempat-tempat strategis di setiap kota besar maupun kecil negeri ini (kecuali di
Aceh, mungkin) sudah dipenuhi penjual kembang api. Maka jadilah malam
31 Desember itu sebagai malam yang memekakkan telinga, penuh kabut dan
aroma mesiu.
Satu
hal yang sebenarnya sudah diketahui (terutama oleh para ahli
lingkungan), tetapi cenderung diabaikan, adalah bahwa pembakaran kembang
api menghasilkan bahan pencemar udara yang berdampak buruk pada
kesehatan dan lingkungan.
Kembang
api terdiri dari dua komponen pokok: pengoksidasi (oxidizers) dan
pereduksi (reducing agents). Bahan pengoksidasi yang lazim dipakai
adalah natrium nitrat (NaNO3) dan kalium klorat (KClO4). Adapun pereduksinya adalah sulphur (S) dan arang karbon (C).
Setiap satu (porsi) natrium nitrat dibakar akan dihasilkan 1,5 porsi oksigen (O2) dan setiap satu porsi kalium klorat dibakar dihasilkan 2 porsi oksigen (O2). Lihat persamaan reaksi di bawah ini.
2NaNO3 (s) —> 2NaNO2 (s) + 3O2 (g)
KClO4 (s) —> KCl(s) + 2O2 (g)
Oksigen (O2) yang terbentuk tadi kemudian direduksi oleh sulphur (S) dan arang (C) menjadi gas belerang/sulphur (SO2) dan gas karbon dioksida (CO2) sesuai persamaan reaksi berikut.
O2 (g) + S (s) —> SO2(g)
O2 (g) + C(s) —> CO2(g)
Catatan:
- SO2 adalah gas penyebab hujan asam karena SO2 dapat bereaksi dengan uap air membentuk asam sulfat
- CO2 adalah gas yang biasa disebut gas rumah kaca (green house gas) dapat memerangkap panas sehingga menimbulkan efek rumah kaca (green house effect) yang berakibat meningkatnya suhu atmosfer.
Jika
negara miskin seperti negeri kita saja menghabiskan sedikitnya 10 ton
kembang api, dengan asumsi perbandingan nitrat dan klorat sama besar,
maka kita menyumbang pencemar ke udara berupa gas belerang (SO2) sebanyak 7,5 ton dan gas karbondioksida (CO2) sebanyak 10 ton.
Bayangkan,
bila di seluruh dunia ada 150 negara saja membakar kembang api sejumlah
itu maka sedikitnya 1125 ton gas sulfur dan 1500 ton karbondioksida
lepas ke atmosfer hanya dalam semalam.
Paparan diatas baru menyangkut bahan peledak
kembang api saja. Untuk menimbulkan cahaya yang berwarna warni saat
kembang api meledak di udara, maka pada bahan-bahan dasar ditambahkan
lagi bahan-bahan logam (metal).
Contoh senyawa logam yang biasa digunakan sesuai warna yang diharapkan adalah:
- Copper acetoarsenate untuk menghasilkan warna biru
- Lithium carbonate untuk menghasilkan warna merah
- Strontium carbonate untuk menghasilkan warna merah cemerlang (brilliant red)
- Barium chloride untuk menghasilkan warna hijau.
Penting
diingat, sisa pembakaran senyawa-senyawa logam itu adalah partikel
padatan yang tersuspensi di udara. Partikel padatan itu bila terhisap
pernapasan, dia akan mengendap di paru-paru.
Di
atmosfer partikel padatan itu bisa menjadi penghambat sinar matahari.
Mungkin ini lah yang menyebabkan matahari di kota tempat tinggal saya,
pada hari minggu tanggal 1 Januari 2012, seakan enggan bersinar
(mendung tidak cerah pun tidak).
Itulah sekedar ulasan ringan mencermati dampak sebuah hajatan besar yang bernama pesta menyambut tahun baru.
SELAMAT TAHUN BARU
SUMBER: http://green.kompasiana.com/polusi/2012/01/01/ribuan-ton-asap-kembang-api-cemari-atmosfer-bumi-423853.html
Slot Game - Jtmhub
BalasHapusThe ultimate slot game! Get ready 남양주 출장마사지 to take to the new 포항 출장마사지 frontier of casino 김포 출장마사지 games by 김포 출장샵 landing 전라북도 출장샵 some great prizes! Get ready for a thrilling and entertaining experience!